TIGA HURUF
Tiga huruf ini, bisa membuat orang bingung, karena bingungnya
sampai menghadirkan kegiatan ekonomi ada pembeli dan ada penjual. Tiga huruf
ini selalu hadir dalam otakku. Mulai dari bagaimana cara membuatnya, rasa iri karena belum punya tiga huruf itu, sampai pada
masalah tiga huruf itu adalah tuntutan
kerja sebagai bentuk keprofesionalan guru dalam dunia kerja.
Aku benci dengan tiga huruf itu,
aku ingin bisa buat tiga huruf itu karena ini tuntutan keprofesionalan kerja. Kalian
bisa bayangkan betapa rumitnya otak ini dengan tiga huruf ini.
Mata dan telinga pun menjadi pemicu
otakku berpikir, mau tidak mau aku harus belajar buat tiga huruf itu. Tidak membuat berarti sebuah kemunduran dari keprofesionalan guru.
Menangis hanya akan membuat sia – sia.
Mau berguru dimana gurunya tidak tahu yang ada pada saat itu adalah
penjahit dengan tarif yang lumayan menguras kantong dapur sedang kenaikan
pangkat hanya seperberapanya dari ongkos jahit. Dan aku tidak tahu bagaimana
membuat tiga huruf itu.
Apa tiha huruf itu, dia adalah P T K.
Idealis tetap aku bawa, aku harus bisa membuat tiga huruf itu. Kesombongan diri selalu menghantui kalau
mereka bisa mengapa aku tidak bisa. Motivasi diri itu perlu. Berangkat dari
kata ayooo tulis apa yang kamu bisa entah dari mana kamu akan tulis pokoknya
menulis.
Sok pintar jadi modal utama,
langsung cari judul. Haaa….. haaa judul ecek ecek aku dapatkan Setelah
aku baca PTK ku sekarang, judul yang tidak kekinian kata temanku jika dibawa
ketingkat nasional dari judul saja sudah tersepak meluncur dengan mulus ke
bawah. Tambah panas nih telinga mendengar ucapan itu. Untung ada ibu
guruku yang mau meminjamkan PTKnya kepadaku. Aku baca mulai depan sampai
belakang aku pahami mulai dari abstrak sampai pada bab per bab. Dengan otak pas
pasan aku bisa buat.
Mulailah aku membuat. Dengan gayaku
dan pemahaman ku. Aku langsung memulai dari bab dua, hahahaha amburadul,
pindah buat bab satu, amburadul lagi pindah bab tiga sampai akhirnya aku paham.
Bahwa setiap bab itu ada keterkaitan keruntutan jalannya pikiran sang penulis.
Suatu hari ada tantangan dari bosku
agar aku ikut lomba guru prestasi. Aku yakin dengan PTK terakhir yang aku buat
sangat bagus sebab sudah aku praktekkan dengan observernya tidak tangung –
tanggung ada sepuluh teman guru di dalam kelas waktu itu. Kegiatan tersebut mau
dijadikan sebagai contoh penerapan
pembelajaran berdasarkan kurikulum 13.
Datang temanku yang sudah beberapa kali ikut Diklat
nasional tentang jurnal.
" Apa judul PTK mu?"
tanyanya
Aku tunjukkan PTKku kepadanya,
Dan tahukah kalian apa komentar dia ? pedas gaeees
serasa pedasnya harga cabe diwaktu satu
kilogram dua ratus ribu, kurang kekinian dan biasa saja katanya.
Blek ... rasanya hati ini menjadi
ciut kepanasan.
PTK ecek ecek mau dilombakan, saya katakan
tadi motivasi dari diri sendiri itu perlu. Aku tidak pernah takut dengan
keyakinan aku merasa bahwa PTK ini sangat bagus, bolehlah judul PTK ku
sekelas pasar tradisional tapi isi bisa nasional. Haahaaa gantungan motivasi dirinya sangat tinggi sekali. Sebuah keyakinan diri dengan hasil karya
sendiri.
Keyakinan itu ada karena mulai dari
penerapan RPPnya sampai menjadi tulisan adalah karyaku sendiri jadi aku tahu
titik lemahnya dan aku tahu titik unggulnya. Ada dimana.
Sampailah pada hari lomba itu dan presentasi PTK sudah dimulai. Dalam waktu lima belas menit
aku harus bisa memaparkan isi PTK ini.
Aku bacakan judulnya dan secepat itu pula aku mengalihkan perhatian
penguji dengan langsung membahas latar belakang mengapa PTK
ini ada dan secepat itu pula aku menyampaikan keunggulan PTK ini.
Ya Allah aku tidak menyangka
pengujiku mengatakan soal di lembar kerja nya hots. Boleh kah saya ambil PTK
mu?
Blek kedua … rasanya hati, dan
blek ini juga serasa harga cabek yang
mulai anjlok pedasnya nikmat sekali.
Belajar lah dengan gigih nantinya
kamu akan tahu nilai lebih dan nilai kekurangan mu. Jangan pernah putus asa.
Akan ada kepuasan diri dan kebanggaan diri ketika itu hadilr dari kita sendiri.
Semangat sukses selalu buat diriku dan pembaca tulisan ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar