Rabu, 10 November 2021

 

TIGA HURUF

 

Tiga huruf ini, bisa membuat orang bingung, karena bingungnya sampai menghadirkan kegiatan ekonomi ada pembeli dan ada penjual. Tiga huruf ini selalu hadir dalam otakku. Mulai dari bagaimana cara membuatnya, rasa iri  karena belum punya tiga huruf itu, sampai pada masalah tiga huruf itu adalah  tuntutan kerja sebagai bentuk keprofesionalan guru dalam dunia kerja. 

Aku benci dengan tiga huruf itu, aku ingin bisa buat tiga huruf itu karena ini tuntutan keprofesionalan kerja. Kalian bisa bayangkan betapa rumitnya otak ini dengan tiga huruf  ini. 

Mata dan telinga pun menjadi pemicu otakku berpikir, mau tidak mau aku harus belajar buat tiga huruf itu.  Tidak membuat berarti  sebuah kemunduran dari keprofesionalan guru. Menangis hanya akan membuat sia – sia.  Mau berguru dimana gurunya tidak tahu yang ada pada saat itu adalah penjahit dengan tarif yang lumayan menguras kantong dapur sedang kenaikan pangkat hanya seperberapanya dari ongkos jahit. Dan aku tidak tahu bagaimana membuat  tiga huruf  itu.

Apa tiha huruf itu, dia adalah P T K.

 

Idealis tetap aku bawa, aku harus bisa membuat tiga huruf itu.  Kesombongan diri selalu menghantui kalau mereka bisa mengapa aku tidak bisa.  Motivasi diri itu perlu. Berangkat dari kata ayooo tulis apa yang kamu bisa entah dari mana kamu akan tulis pokoknya menulis. 

 

Sok pintar jadi modal utama, langsung cari judul.  Haaa….. haaa judul ecek ecek aku dapatkan Setelah aku baca PTK ku sekarang, judul yang tidak kekinian kata temanku jika dibawa ketingkat nasional dari judul saja sudah tersepak meluncur dengan mulus ke bawah.  Tambah panas nih telinga mendengar ucapan itu. Untung ada ibu guruku yang mau meminjamkan PTKnya kepadaku. Aku baca mulai depan sampai belakang aku pahami mulai dari abstrak sampai pada bab per bab. Dengan otak pas pasan aku bisa buat.

 

Mulailah aku membuat. Dengan gayaku dan pemahaman ku.  Aku langsung memulai dari bab dua, hahahaha amburadul, pindah buat bab satu, amburadul lagi pindah bab tiga sampai akhirnya aku paham. Bahwa setiap bab itu ada keterkaitan keruntutan jalannya pikiran sang penulis.

 

Suatu hari ada tantangan dari bosku agar aku ikut lomba guru prestasi. Aku yakin dengan PTK terakhir yang aku buat sangat bagus sebab sudah aku praktekkan dengan observernya tidak tangung – tanggung ada sepuluh teman guru di dalam kelas waktu itu. Kegiatan tersebut mau dijadikan  sebagai contoh  penerapan pembelajaran berdasarkan kurikulum 13.

 

Datang  temanku yang sudah beberapa kali ikut Diklat nasional tentang jurnal. 

" Apa judul PTK mu?" tanyanya

Aku tunjukkan PTKku kepadanya, 

Dan  tahukah kalian apa komentar dia ? pedas gaeees serasa  pedasnya harga cabe diwaktu satu kilogram  dua ratus ribu,  kurang kekinian dan biasa saja katanya.

Blek ... rasanya hati ini menjadi ciut kepanasan.

PTK ecek ecek mau dilombakan, saya katakan tadi motivasi dari diri sendiri itu perlu. Aku tidak pernah takut dengan keyakinan aku merasa bahwa PTK ini sangat bagus, bolehlah judul  PTK ku  sekelas pasar tradisional tapi isi bisa nasional.  Haahaaa  gantungan  motivasi dirinya sangat tinggi sekali.  Sebuah keyakinan diri dengan hasil karya sendiri.

Keyakinan itu ada karena mulai dari penerapan RPPnya sampai menjadi tulisan adalah karyaku sendiri jadi aku tahu titik lemahnya dan aku tahu titik unggulnya. Ada dimana.

Sampailah pada hari lomba itu dan presentasi PTK  sudah dimulai. Dalam waktu lima belas menit aku harus bisa memaparkan isi PTK ini. 

Aku bacakan judulnya dan secepat itu pula aku mengalihkan perhatian penguji  dengan  langsung membahas latar belakang mengapa PTK ini ada dan secepat itu pula aku menyampaikan keunggulan PTK ini.

Ya Allah aku tidak menyangka pengujiku mengatakan soal di lembar kerja nya hots. Boleh kah saya ambil PTK mu?

Blek kedua … rasanya hati, dan blek ini juga serasa harga cabek yang  mulai anjlok pedasnya nikmat sekali.

Belajar lah dengan gigih nantinya kamu akan tahu nilai lebih dan nilai kekurangan mu. Jangan pernah putus asa. Akan ada kepuasan diri dan kebanggaan diri ketika itu hadilr dari kita sendiri. Semangat sukses selalu buat diriku dan pembaca tulisan ku

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 PEMBELAJARAN DIFERENSIASI POKOK BAHASAN KEBUTUHAN Mengapa harus diferensiasi? Sebagai seorang guru sudah menjadi bagian dalam proses kegi...