Jumat, 24 September 2021

 MENUMPANG HIDUP

Aku tidak pernah paham dengan kehidupanku.  Dimana letak kesalahanku sebenarnya, sehingga aku terlahir menjadi manusia yang menumpang hidup pada orang lain.   Aku terlahir sama seperti kalian, dari sebuah ikatan perkawinan yang sah antara  ibu dan bapakku.  Tapi orang semua memandangku dari sisi   aku anak menumpang hidup.  Lucukah ini… dimana letak kesalahannya. Aku, ibuku, bapakku atau orang – orang yang sekarang berada di sekelilingku?

Kalau Aku boleh meminta aku ingin seperti layaknya manusia yang hadir sebagai kodratnya yang fitrah.  Aku ingin menjadi anak yang layaknya berkembang tumbuh  seperti layaknya manusia yang normal.  Punya cita-cita, punya mimpi, punya bakat, tapi tidak dengan begini yang harus aku lalui. Seandainya aku tidak kalian kenalkan agama mungkin aku sudah menyalahkan Tuhan sang pencipta.  Syukurlah aku masih kalian kenalkan  agama. Mungkin hanya butuh sabar karena ini bagian dari hidupku untuk belajar menjadi wanita tangguh kelak. 

Menjadi  wanita  tangguh  dengan proses perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, kesabaran dan tangisan di malam hari dengan kerinduan yang begitu mendalam akan seorang ibu yang akan mendekapku, memanjakanku, mendengarkan rengekanku  dan seorang bapak yang akan memelukku dengan tameng kepahlawanannya menjadi laki-laki kestria di depan langkah kakiku.  Tak ada semua itu.

Kemana cinta kalian semua kepadaku.  Ada dimanakah    satu penumpang hidup ini dalam hati kalian? Hanya berupa nodakah aku dalam hati kalian, atau aku tidak pernah ada dalam hati kalian.  Sehingga tatapan mata kalian aku adalah penumpang gelap yang tak pantas untuk sederajat dengan kalian.

Mungkin harapanku  terlalu  tinggi  pada kalian semua.  Sehingga aku selalu menangis, tidak bisa menerima perlakuan ini.  Ya…. Terlalu tinggi permintaanku sedang aku bukan berada dalam garis keturunan kalian, aku hanya penumpang resmi dengan akte kelahiran aku anak kandung. Beeeeh… cukup manis tulisan itu, tertata rapi ejaan baris huruf namaku dalam sertifikat.

Di rumah ini ada keluarga kecil juga.   Si istri  masih saudara bapak angkatku, mereka mempunyai dua anak. Dua anak ini tidak terlalu jauh dengan umurku.   Dua anak ini baik terhadapku. Kami sering main bersama, bergurau, bercerita yaa mungkin karena aku sebaya dengan mereka berdua.  Hal yang mebedakan aku dengan dua anak ini  aku tidak memiliki darah keturunan mereka, sehingga perlakuan orang tua mereka berbeda kepadaku.

Tanteku seorang ibu ramah tangga, dia setiap hari berada di rumah mengurusi kedua putrinya.  Tanteku yang mengurusi makanan anggota keluarga di rumah ini.  Dia yang setiap hari membuat masakan. Suaminya seorang pedagang sayur di pasar besar, tidak terlalu besar lapak dagangannya tapi aku perhatikan daganngannya  selalu laris terlihat dari kegiatannya yang setiap minggunya selalu ada barang dagangan yang baru datang diturunkan di halaman rumah.   Melihat   keluarga tante aku senang sekali,  mereka keluarga bahagia, kekompakan  selalu terjalin bersama suami dan anak-anaknya rasanya aku ikut bahagia melihatnya.

Tanteku baik kepadaku tapi sebaik baiknya perlakuan tante  ada juga perbedaan perlakuan yang aku terima.  Hal yang paling aku rasakan perbedaan perlakuan tante kepadaku masalah makanan.  Walaupun aku makan dalam satu meja dengan mereka berdua dan makanan yang aku makan  berbeda. 

Anak – anak tante  tidak pernah mempermasalahkan perlakuan ini  tidak pernah ada protes kepada orang tuanya .

Makan nasi yang sudah dua hari lamanya   berada didalam pemanas nasi  dengan warna yang sudah tidak putih lagi dan aroma besi pemanas nasi hal biasa buatku,  jangan berbicara itu makanan  sehat atau tidak sehat untuk dikonsumsi  dilihatnya pun sebenarnya nasi itu sudah tidak pantas untuk dikonsumsi.  Alhamdulillah  Allah masih memberiku sehat, aamiin.

Penumpang hidup,  jika dalam angkutan umum penumpang ada kelas kelasnya, aku pun penumpang yang berkelas di strata bawah, kelas ekonomi. 

4 komentar:

 PEMBELAJARAN DIFERENSIASI POKOK BAHASAN KEBUTUHAN Mengapa harus diferensiasi? Sebagai seorang guru sudah menjadi bagian dalam proses kegi...