RUMAHKU
Rumahku istanaku,
benarkah ?
Rumah yang aku
tempati cukup besar, ada lima ruang
kamar dalam rumah yang aku tempati ini dengan halaman depan yang masih luas, cukuplah
jika dua mobil parkir di halaman itu. Aku
mendapatkan satu kamar di belakang dekat dengan ruang dapur. Kamarku cukup bagus, ada satu lemari, satu
meja kecil dan satu lemari pakain untuk baju-bajuku.
Dalam rumah ini
ada ruang untuk menonton televisi. Aku biasa
nonton televisi Bersama keluarga di malam hari,
yaaa… nonton sinetron yang lagi disukai
oleh banyak orang. Dalam rumah ini aku mempunyai tanggungjawab yang besar untuk
merapikan rumah. Mungkin kalian yang membaca tulisan ini
bertanya, mengapa aku menuliskan rumah ini, ya…. aku tidak pernah punya keberanian untuk mengatakan ini adalah rumahku karena
aku tidak pernah mengerti posisiku sebagai apa di rumah ini.
Sebagai anak
angkatkah? Sebagai anak yang menumpang hidupkah? Atau aku layaknya seorang
pembantu ini yang aku rasakan di dalam
rumah ini. yang aku dengar dari ibu angkatku aku dulu dijual kepada keluarga ini pada waktu
masih bayi dan aku pernah merasakan bahagia berada di dalam rumah ini, aku
pernah merasakan sebagai bagian dari anggota dari keluarga ini yang disayang
yang dimanja. Semua itu tidak dapat lagi
aku rasakan, saat ini yang aku rasakan hanyalah sebagai aku anak yang menumpang hidup sehingga aku layak untuk tahu diri, menerima apa yang mereka
lakukan buatku.
Bahagiakah aku?
jangan pernah ditanyakan.
Aku masih boleh
makan disini, aku masih bisa tidur di rumah ini, masih ada waktuku untuk nonton
televisi, aku masih dibelikan pakain,
aku masih dibelikan hand phone oleh bapakku, aku masih bisa bersekolah, aku
masih bisa beribadah. Bersyukur ini yang
harus aku pegang dalam hati dan senyum itu akan hadir dari sudut bibirku dari
sudut mataku yang lelah karena lelehan air mata yang kuhapuskan pada bantal
tidurku disaat aku membayangkan bagaimana aku bisa cepat dewasa, mempunyai
pekerjaan sendiri sehingga tidak lagi bergantung pada keluarga ini.
Sering bayangan ibu kandungku terlintas dalam
benakku, walau aku tidak tahu seperti apa wajah beliau, seperti apa wajah
bapakku, dua kakak kandungku, mungkinkah mereka ada rasa kangen buatku? berandai-andai dengan mereka dikeserindianku di
dalam kamar rasanya bahagia sekali jika aku memang bagian bagian hidup dari kalian semua, bercanda, bergelayut manja dengan kalian tanpa ada batas kasih sayang layaknya seorang
anak kepada orang tuanya dan satu yang
aku inginkan tanpa ada kata kamu hanya menumpang hidup disini. Rindukanlah aku, aku ingin mengenal kalian, tengoklah
aku disini, biar aku merasakan pelukan kalian, aku merasakan tidak hidup
sendiri, aku bisa merasakan mempunyai keluarga.
Aku ingin bertemu kalian.
Sebagai anak
yang menumpang hidup di rumah ini, kebersihan rumah menjadi pekerjaanku. Mulai dari
bangun tidur dan aku baru bisa istirahat ketika semua
akitivitas anggota keluarga di dalam rumah sudah selesai mereka masuk dalam
kamar masing-masing dan aku pun masuk kembali ke kamarku.
Pagi hari aku menyapu dan mengempel.
Pulang sekolah aku cepat- cepat
berganti baju melanjutkan pekerjaan bersih- bersih rumah, menyiapkan makanan, mencuci
piring, dan semua tetek bengek yang
berusan dengan kebersihan.
Kalau hati lagi
bete sekali aku, di sekolah aku kadang cerita sama teman di sekitar bangkuku. Ya…
curhat-curhat dikitlah kepada mereka. Mereka baik dan mereka mau mendengarkan
ceritaku, buatku didengarkan saja sudah bisa melegakan hati, sejenak melupakan
apa yang terjadi didalam rumah itu, sejenak terlupakan beban pekerjaan rumah ,
duduk bersama dengan teman sekolah menceriakan hati , memerdekakan diri menjadi
seorang anak bangsa menggapai cita -cita hidupnya. Sekarang semua sudah lulus sekolah, mereka melanjutkan ke sekolah yang lebih
tinggi, tinggal aku di dalam rumah ini dengan cita-cita yang hilang. Sekarang tak ada lagi tugas yang harus aku
selesaikan untuk aku setorkan kapada guruku, tak ada lagi tawa lepas dengan kalian,
mengejar kalian dengan keusilannya, terimakasih sudah berbagi ceria
denganku. Satu yang kuminta dari kalian
jangan lupakan aku.
Superkeren bu Novi
BalasHapus